Untuk industri yg sudah lama berdiri, menurut rumus CVP tentu ada kemungkinan sudah Break Even (asumsi).
Apakah dgn menurunkan harga akan menambah permintaan akan penjualan? Apakah masih keuntungan terjadi di level yg diharapkan atau meningkat melebihi prediksi awal?
Gw berasumsi dan bertanya apakah dengan menurunkan harga akan muncul permintaan baru yg melebihi permintaan lama? Bagaimana kalau ternyata dgn harga sekarang, permintaan sudah mentok aka jenuh?
Ini lah yg gw pertimbangkan, khusus KERTAS sebagai contoh!
Kan kita2 beli kertas jg sesuai kebutuhan, terjadi turun harga akan tetap juga hanya beli sesuai kebutuhan. Kertas kan ga kebutuhan mahal beneran. Apalagi buat Kantor2 mah pengeluaran rutin mini biasa lah perihal pembelian kertas.
Mending dikeep aja lah keinginan "main" menurunkan harga menurut gw :(. Toh dgn harga kertas sekarang, semua aman2 saja dan Konsumen tidak mengeluh beneran. Ga perfect sih kata gw maen "predatory pricing", malah rugi sendiri :)
Berikut penjelasan lengkap dr Google Gemini:
Apa itu Harga Predator?
Harga predator adalah sebuah strategi bisnis yang tidak sehat di mana sebuah perusahaan sengaja menjual produk atau jasanya dengan harga yang sangat rendah, bahkan di bawah biaya produksi. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menyingkirkan pesaing dari pasar dan menciptakan monopoli.
Mengapa Harga Predator Dilakukan?
- Menghilangkan Persaingan: Dengan harga yang sangat rendah, perusahaan berharap pesaingnya tidak mampu bersaing dan akhirnya gulung tikar.
- Menciptakan Monopoli: Setelah pesaing hilang, perusahaan yang melakukan harga predator dapat menaikkan harga secara signifikan tanpa adanya pesaing yang bisa memberikan tekanan.
- Mencegah Masuknya Pesaing Baru: Harga yang sangat rendah juga berfungsi sebagai penghalang bagi perusahaan baru yang ingin memasuki pasar.
Dampak Negatif Harga Predator
- Kerugian Konsumen: Meskipun awalnya konsumen menikmati harga yang murah, dalam jangka panjang mereka akan dirugikan karena harga akan naik setelah tidak ada lagi persaingan.
- Kerusakan Pasar: Praktik ini merusak mekanisme pasar yang sehat dan dapat menghambat inovasi.
- Pelanggaran Hukum: Di banyak negara, termasuk Indonesia, praktik harga predator dianggap ilegal dan dapat dikenakan sanksi.
Contoh Kasus Harga Predator
Salah satu contoh kasus yang terkenal adalah ketika perusahaan besar menjual produknya dengan harga yang sangat rendah di wilayah tertentu untuk menyingkirkan pesaing lokal yang lebih kecil. Setelah pesaing lokal kalah, perusahaan besar tersebut kemudian menaikkan harga kembali.
Bagaimana Cara Mengenali Harga Predator?
- Harga Jauh di Bawah Biaya Produksi: Jika harga suatu produk jauh di bawah biaya produksi, maka patut dicurigai adanya praktik harga predator.
- Penurunan Harga yang Tiba-tiba dan Signifikan: Penurunan harga yang drastis dalam waktu singkat tanpa adanya alasan yang jelas juga bisa menjadi indikasi.
- Perusahaan yang Memiliki Kekuatan Pasar yang Besar: Perusahaan besar dengan pangsa pasar yang dominan lebih mungkin melakukan praktik ini.
Pencegahan dan Penindakan
Untuk mencegah praktik harga predator, pemerintah dan lembaga pengawas persaingan perlu:
- Menetapkan Regulasi yang Jelas: Membuat peraturan yang tegas mengenai praktik persaingan tidak sehat, termasuk harga predator.
- Penguatan Lembaga Pengawas: Memberikan kewenangan yang cukup kepada lembaga pengawas untuk menyelidiki dan menindak praktik harga predator.
- Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Mensosialisasikan bahaya praktik harga predator kepada masyarakat agar mereka dapat melaporkan jika menemukan indikasi pelanggaran.
Kesimpulan:
Harga predator adalah praktik bisnis yang merugikan konsumen dan mengganggu persaingan sehat. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencegah dan menindak praktik ini agar pasar dapat berjalan secara efisien dan adil.
No comments:
Post a Comment